Menjadi Murid dan Guru di Sanggar

Spread the love

Awal ikut mengajar adik-adik di sanggar saya bingung dan gugup apa yang harus diajarkan karena saya tidak pernah mempunyai pengalaman mengajar. Berbekal keinginan untuk berkembang saya berusaha sekuat tenaga agar bisa mengajar. Akhirnya saya datang setiap Senin dan Kamis disaat saya tidak ada PR maupun kelelahan sehabis pulang sekolah. Bagi saya sanggar adalah wadah belajar dan bertumbuh kembang.

 

Dulu saya ketika Sekolah Dasar (SD) ikut belajar di Sanggar. Waktu itu sanggar ada di perumahan Bendul Merisi Permai dan Gang 8 Wonokromo, Surabaya. Saya senang sekali bisa kenal sama sanggar dan diajari kakak-kakak yang baik dan ramah. Saya ketika belajar di sanggar banyak ilmu pengetahuan yang saya peroleh.

 

Kini saya tidak lagi menjadi murid di sanggar karena saya sudah SMK namun menjadi relawan mengajari adik-adik yang manyoritas anak usia TK dan SD di kampung Tales, Jagir, Wonokromo.

 

Ketika mengajar saya memulai dengan membantu mengerjakan PR mereka. Awal saya membantu di kelas 1 dan 2 SD, ternyata saya banyak yang lupa dengan pelajaran SD. Akhirnya saya mencoba membaca lagi buku SD dan melihat materi dari Youtube agar ingat lagi sama pelajaran mereka.

 

Mengajar anak kecil ternyata tidaklah gampang seperti yang kita bayangkan. Menurut saya ada nilai positif dan negatifnya. Negatifnya, anak-anak lebih suka banyak bercandanya dari pada seriusnya, susah memahami materi, kurang fokus dan banyak ngobrol sendiri-sendiri. Positifnya, saya senang ketika mereka bisa fokus, ditanya yang jawab. Mengajar juga menguji kesabaran, tau cara mengontrol emosi dan senang lihat mereka selalu ceria.

 

Setelah beberapa pertemuan akhirnya saya sudah mulai terbiasa mengajar dan mereka pun sering belajar matematika, bahasa Inggris dan materi-materi yang lain pada saya. Akhirnya saya bisa merasakan kesenangan luar biasa bisa mengajari anak-anak sanggar. Terima kasih anak-anak dan sanggar.

 

Foto: Firda bersama anak-anak usia Paud dan TK di sanggar. (diambil sebelum pandemi Covid-19)

 

Oleh : Firda Hairunisa

Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No.125, November thn 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *