KEMISKINAN EKSTREM DAN KETIMPANGAN EKONOMI DI KOTA MALANG: REFLEKSI EKSPOSURE TKMV 2024

Spread the love

Kota Malang merupakan sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini menjadi kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia. Sebagai sebuah kota besar, tentunya banyak orang yang menggantungkan nasibnya melalui berbagai aktivitas di kota ini. Oleh sebab itu, tak heran apabila kota ini memiliki mobilitas masyarakat yang sangat tinggi.

 

Temu Kaum Muda Vinsensia (TKMV) 2024 telah terlaksana di kota Malang. Pertemuan ini dihadiri oleh para kaum muda Vinsensian se Jawa Timur yang berasal dari berbagai instansi dan mengikuti kegiatan ini selama tiga hari. Pada salah satu sesi kegiatan TKMV 2024, para peserta diberikan kesempatan untuk mendatangi titik-titik tertentu di Kota Malang untuk bertemu dan berbincang dengan kaum miskin kota dan merasakan serta berdampingan langsung dengan mereka. Aktivitas ini kemudian dikenal dengan istilah eksposure.

Kegiatan eksposure ini memberikan banyak pengalaman bagi seluruh peserta termasuk saya. Mendengarkan keluhan dari kaum miskin kota menjadi memori tersendiri yang kemudian menjadi refleksi mendalam. Perbincangan dengan beberapa orang di pasar Comboran Malang memberikan pesan tersirat bagi saya bahwa hidup perlu disyukuri dan harus dijalani sesuai peran masing-masing. Susahnya mereka dalam mencari sesuap nasi setiap harinya nampaknya tidak bisa disembunyikan, segala upaya mereka tempuh termasuk berjualan di samping rel kereta api yang tentunya membahayakan keselamatan.

Kondisi tersebut menggambarkan bagaimana kerasnya kehidupan di kota Malang. Melihat kondisi langsung di lapangan, saya harus jujur mengatakan bahwa orang lemah dan tidak memiliki daya juang yang tinggi sulit untuk bertahan hidup di kota ini. Berdasarkan pengakuan dari beberapa orang yang sedang mencari nafkah di pasar Comboran, saya dapat menyimpulkan bahwa yang mereka alami adalah kemiskinan ekstrem. Kesimpulan tersebut dapat saya ambil karena sebagian besar dari mereka bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal yang layak.

 

Pada sisi lain, tak jauh dari pasar Comboran Malang, kita dapat melihat megahnya rumah dan mewahnya mobil masyarakat kelompok tertentu di Kota Malang. Fenomena inilah yang kemudian disebut dengan ketimpangan ekonomi. Tingginya jurang pembatas antara si kaya dan si miskin memang sudah menjadi masalah klasik di kota-kota besar yang ada di Indonesia termasuk Kota Malang. Ketimpangan atau kesenjangan ini biasanya akan melahirkan kelas-kelas sosial yang semakin menegaskan betapa superiornya si kaya dan betapa lemahnya si miskin.

Kaum muda Vinsensian diajak untuk melihat kondisi ini agar dapat mengetahui betapa kerasnya dan tidak adilnya dunia di luar sana. Lebih dari pada itu, aktivitas ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan rasa peduli terhadap kaum lemah sebagaimana telah dipesankan oleh Santo Vincentius  A  Paulo.  Harus  diakui,  bahwa  Eksposure  TKMV  2024  telah  memberikan  pesan sekaligus refleksi mendalam bagi setiap peserta yang benar-benar memaknainya.

 

Oleh: Defrin Fortinius Ziliwu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *