Pelajaran Hidup Yang Penuh Makna

Spread the love

Pertama kali datang di Sanggar Merah Merdeka, saya merasa project ini akan sangat membebani kami karena sistem yang dianut oleh Sanggar yang berbeda. Kami semua tahu bahwa kelompok yang lain mendapat bagian untuk mengajar di sekolah dimana mereka telah memiliki 1 orang anak terpilih yang nantinya akan menjadi calon presenter di IBM festival pada tanggal April lalu, namun ternyata Sanggar tidak setuju terhadap sistem tersebut.

Sanggar tidak menyukai ide dimana kita akan melakukan pelatihan intensif terhadap 1 anak tertentu dan mereka ingin kita untuk memberikan pengaruh terhadap banyak anak yang berjumlah 30 anak lebih. Awalnya saya merasa kebingungan dan terbebani karena bagaimana mungkin saya bisa menyeleksi dari banyak anak tersebut.

Namun, pertemuan demi pertemuan, saya mulai mengerti jalan pemikiran dari pengurus Sanggar dan mulai menikmati proses Service Learning dengan hati yang gembira. Hari demi hari, saya semakin dekat dan menjalin hubungan yang cukup erat dengan anak-anak di Sanggar seperti Lutfi, Zulfi, dan Arya. Di Sanggar saya merasa sangat dekat sekali dengan mereka seperti keluarga. Mereka banyak menghabiskan waktu dengan saya dengan bermain dan belajar bersama.

Melalui kegiatan ini, saya telah mendapat lebih banyak pelajaran daripada yang saya beri. Saya hanya memberikan mereka ilmu pengetahuan, namun mereka memberikan saya pelajaran hidup yang sangat berharga, yaitu rasa bersyukur. Melihat mereka yang sangat semangat dalam belajar menyentuh dan menyenggol hati saya.

Saya sebagai seorang yang cukup beruntung untuk bisa menempuh pendidikan yang tinggi di Universitas terkadang masih sering tidak bersukur dengan sering melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan studi saya. Setelah kegiatan ini, saya akan menjadi pribadi yang lebih baik.

Oleh : David Andersen Pribadi (Mahasiswa Petra)

Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No.108, Juni 2019