PENJAGA REL KERETA API

Spread the love

Sebenarnya kau punya pilihan hidup yang lebih baik.
Kau juga pasti punya kesempatan hidup yang lebih layak.
Tapi mengapa kau memilih hal yang sulit?
Duduk diam mendengar celaan sambil menanti laju kereta api.

 

Saat yang kau tunggu datang, kau tutup semua jalur penyebrangan.
Saat yang kau tunggu datang, kau larang setiap orang yang menghalanginya.
Kau sambut kedatangannya dengan tubuh bungkukmu yang selalu kau paksa tegap.
Kau sambut kedatangannya dengan getar langkah kaki mengayun perlahan namun pasti.
Dengan senyum lebar di wajah keriput, kedatangannya bahagia kau sambut.

 

Tetap saja aku tak puas, mengapa kau memilih hal yang sulit?
Memilih menjadi seorang yang tidak dianggap.
Menjadi seorang yang dipandang sebelah mata.
Bahkan, belum tentu mereka yang lewat memikirkan hidupmu.

 

Pertanyaan yang berputar di kepala akhirnya tak bisa kutahan lagi.
Mengapa kau pilih hidup yang begitu sulit?

 

Kau hanya menghela napas, memberi senyuman kecil, dan berganti bertanya:
Kalau bukan saya, siapa lagi yang mau?
Siapa yang mau memilih jadi orang yang diacuhkan?
Siapa yang mau menjadi orang yang hanya dipandang sebelah mata?
Siapa lagi yang mau memilih jadi kaum tersingkir?
Seperti kata puisi “Aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang”
Saat ajalku tiba, aku tak ingin seorang pun meratapinya.

 

Entahlah… Mendengarmu membuat lidahku kaku.
Pilihanmu begitu sulit, namun juga mulia.
Orang mengatakan kau malas, namun banyak nyawa terjaga oleh kemalasanmu.

 

Awalnya kupikir, aku akan memberimu sedikit ajaran agar hidupmu membaik.
Tapi nyatanya, kau menampar kesombonganku dengan pelajaran yang lebih berarti.
Semua tentang bagaimana kau bisa bersyukur dan menikmati hidup.
Terimakasih telah bersedia duduk bersamaku.
Maafkan keangkuhanku sehingga lupa menanyakan namamu.
Terimakasih sore ini, Bapak Penjaga Rel Kereta Api.

 

Penjaga Rel Kereta Api
Jl. Sememi Jaya 4C,
Surabaya, 28 Feb 2017

 

Oleh : Christianus Hadi Winjaya

Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No.81, Maret 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *